Rabu, 26 September 2012

[Songfic] DayDream





Judul : DayDream
Cast  : Cho Kyuhyun
           Han Eunri(oc)
Genre : sad Romance
Author : Ellaimnida




Walaupun perasaan ini datangnya terlambat, pada kenyataannya aku telah jatuh cinta..
gwireul makgo geudaereul deureobonda
du nuneul gamgo geudaereul geuryeobonda
geudaen heulleoganneunde geudaen jinaganneunde
imi japhil su jochado eomneun gieok sogeseo..
(Covering my ears to listen to you
Shutting my eyes to imagine you
You have slowly become blurred, you have slowly left me
In the unstoppable memories)
Aku merasa sepertinya aku hampir gila,, Ah!! kuyakin aku sudah gila. Setiap hari memandang fotonya, tak pernah bosan mentap layar ponsel dan berharap gadis membalas pesan dan mengangkat panggilan dariku.
Nihil!!! Jangankan Eunri meneleponku untuk sekedar memberi kabar, membalas pesankupun tidak. Gadis itu mendadak ditelan bumi. Bahakan aku sangat sulit menemui keluarganya. Aku merasa sepertinya mereka menghindariku.
" Aissshhhhh Waeyo?? kenapa kau sepeti ini eunri-ya??" aku mengerang frustasi, kulempar sembarang ponselku kesudut kamar saking kesalnya.
Sekarang sudah jam 1 pagi, dan mataku masih terjaga. Memikirkanmu sungguh membuatku gila. Apakah ini jawaban dari firasat burukku karena kau tiba-tiba saja pergi ke Paris dengan alasan untuk mengejar impianmu?? Apakah kau merasa dendam kepadaku?? karena aku, kau hampir saja kehilangan semua mimpimu itu.
Aishhh Cho Kyuhyun, kenapa kau berpikiran seperti itu. Kau tahu benar Eunri itu gadis seperti apa.
Covering my ears to listen to you
Shutting my eyes to imagine you
You have slowly become blurred, you have slowly left me
In the unstoppable memories
(I stop (stop) I stop (stop)
The memories of having once loved, control me so easily
Once again, One more time
How can it end like this I cannot believe
Those countless promises, what to do, what to do)
" Ini botol yang ketiga untukmu,Hyung!!!" Minho menaruh sebotol wine dimejaku, dan mulai memandangku heran.
" Wae?? Qianie??" aku menggeleng. Choi MInho, teman sekaligus pelayan dipub ini tahu betul keadaanku bila aku sampai mabuk separah ini. Namun yang ia tahu hanyalah hubunganku dengan Qianie, Minho sama sekali tdak tahu apa-apa tentang Han eunri.
" Lalu apa??!" aku mengangkat bahu malas berbicara, Toh! kujelaskanpun minho takkan mengerti. Yang ada dia akan menertawaiku.
" Ah!! Ya, Hyung. Aku baru ingat ada hal yang ingin aku katakan padamu." aku masih sibuk dengan wineku dan sama sekali tidak berminat pada pembicaraan ini. Yang ada dipikiranku hanya Eunri, Eunri, dan eunri.
" Tiga hari yang lalu,, ketika kau datang kesini bersama Qianie. Aku melihat ada seorang gadis terus saja memperhatikan kalian."
" Mwo??!!" aku mendelik mendengar ucapan yang Minho katakan barusan. Walaupu otakku terasa buntu karena kadar wine diotakku yang sudah melebihi batas, aku masih bisa mendengar dengan baik.
" Ne, dia sepertinya masih smu. Dia lumayan cantik. Jangan-jangan dia kekasihmu yang lain ya, hyung??!" tatap Minho penuh tanya. Entahlah, mendengar ucapan Minho, aku jadi berpikir bahwa gadis itu adalah Eunri.
" Shittt!!!! Gadis bodoh!!" kuraih jaketkku yang tergeletak di atas meja lalu bejalan keluar meninggalkan Minho yang masih bergumam sendirian.
" Yaaaa kau kenapa?? Apakah gadis itu benar-benar kekasihmu??" Minho berteriak-teriak tapi aku sama sekali tak memperdulikannya. Mencari tahu penyebab kepergian Eunri yang mendadak dan terkesan sangat tidak wajar ini.
sumeul chamgo geudaereul deurikinda
jumeogeul jwigo geudael sseudadeumneunda
geudaen heulleoganneunde geudaen jinaganneunde
ijen gajil su jochado eomneun chueok sogeseo
(Not breathing to feel you
Clutching both fists together to touch you
You have slowly become blurred, you have slowly left me
In the unstoppable memories)
Sinar matahari membangunkanku dari tidurku. Pengaruh alkohol membuatku tanpa sadar tertidur dipelataran rumah Eunri, menunggu seseorang keluar dari rumah itu. Kalau melihat keadaanku sekarang ini, sangat wajar kalau orang-orang berpikir aku seorang gembel.
" Sedang apa kau disitu anak muda??" tanya seorang ahjjuma yang membawa beberapa barang ditangannya baru saja keluar dari dalam rumah Eunri. Namun aku sama sekali tak mengenal siapa ahjjuma tersebut.
" Mianheyo, bisakah aku bertemu dengan pemilik rumah ini??" tanyaku sambil mengikuti langkahnya yang menuju tempat pembuangan sampah.
" Mereka sedang ke Daegu, aku tak tahu kapan mereka akan kembali." jawabnya seraya membuang barang-barang yang dibawanya.
" Apa itu??" aku menunjuk barang -barang yang baru saja dibuangnya. Sebungkus kado berukuran besar dan sebuah buku harian warna hijau daun.
" Itu barang-barangnya nona muda. Nyonya menyuruhku untuk membuangnya." Ahjjuma itupun berlalu pergi meninggalkan sejuta rasa penasaran pada barang-barang yang kini sudah tergolek pasrah bergabung dengan sampah-sampah kotor lainnya. Ahjjuma itu bilang barang-barang itu milik nyonya mudanya, apakah yang dia maksud itu Eunri??
Penasaran aku mengambil buku harian itu, berharap mendapat jawaban atas kepergiannya. Perlahan aku membuka lembar demi lembar isi diary Eunri. Aku jadi tahu bahwa dia sangat mencintaku, bahkan dia merasa besyukur karena hampir saja tertabrak mobilku satu tahun lalu. Sampai aku membaca halaman terakhir diary nya, dari sana aku tahu kalau Eunri telah mengetahui hubunganku dengan Qianie. Aku sungguh ppabo.
" Mianhe,, jeongmal mianhe, Eunri-ya. Aku memang sangat pantas untuk kau tinggalkan." aku terduduk lemas ditrotoar, menangis seperti rang bodoh sambil memeluk kado yang akan Eunri berikan padaku pada hari ulang tahunkku. Kenyataannya aku telah sangat membuatnya kecewa.
###
Aku masih belum menyerah, terus mengirimi Eunri Email dan sangat berharap dia akan membalasnya. Aku sudah memutuskan akan keparis, bodohnya aku sama sekali tak punya informasi sedikitpun tentang Eunri diParis. Dan pada hari ini aku kerumah Jinyoung, teman sekampus Eunri.
" Aku tak percaya kau tidak ada kontak dengan eunri selama hampir tiga bulan ini. Padahal baru saja kemari dia meneleonku dan mengatakan kalau dia sangat merindukanmu, Oppa." aku tercenung mendengar kata-kata Jinyoung, dan semakin tidak mengerti dengan gadis itu, Han Eunri. Apakah ia hanya berpura-pura saja didepan Jinyoung bahwa hubungan kami baik-baik saja.
" Kau punya alamat Eunri diParis??" tanyaku penuh harap. Namun Jinyoung malah menatapku aneh.
" Oppa, jeball.. ceritakan padaku ada apa sebenarnya dengan kalian?? Mengapa begini?? Bahkan alamat Eunri diParispun kau tidak punya.."
" Aku yang salah. Aku yang menyakiti perasaanya. Aku yang tak pernah sadar pada perasaanku sendiri.. Maka bantulah aku Jinoung-ah." aku memohon sambil memegangi bahu Jinyoung.
Jinyoung berbalik menatapku tak percaya. " Jinjja??!! pantas dia selalu nampak murung sebelum hari keberangkatannya ke Paris. Kau tega sekali.. Jadi sepertinya memang benar kalau kau mendekati Eunri hanya karena rasa bersalahmu saja?? Kau tidak sungguh-sungguh mencintainya?? Atau kau memang tidak pernah mencintai Eunri, Oppa??" mata Jinyoung berkaca-kaca setelah memberondongku dengan beberapa pertanyaan yang suakr sekali aku jawab.
" Ani. Tidak separah itu Jinyoung-ah,, Aku menyanginya, sangat tulus menyayanginya. Sayangnya perasaan itu datangnya terlambat. Jadi, jinyung-ah.. Aku mohon bantulah aku." aku terus memohon pada Jinyoung.
Gadis itu masih terisak, kemudian melepaskan pegangan tanganku pada bahunya kemudian masuk kedalam kamarnya.
" Igo!! ambilah" Jinyoung memeberikan secarik kertas setelah ia keluar dari kamarnya.
" Itu alamat Eunri diParis, Ku harap kau tidak membuatnya kecewa lagi, Kyuhyun Oppa." lanjut Jinyoung.
" Jeongmal gomawo, Jinyoung-ah. Aku takkan melupakan jasamu ini." Aku tersenyum senang. kemudian pulang untuk segera mengemasi barang, karena hari ini juga kuputuskan terbang menuju Paris.
apado dachyeodo nan neo isseoya sal su isseo
neo eomneun sarmeun naegen jugeumgwado gata
apeurodo dwirodo gal su eomneunde naneun eotteoke eotteoke
(No fear of pain, no fear of hurt
Only with you here will I be able to live
Without you I am just as if I have lost a life
Unable to move forward, unable to move backward
What do I do, what do I do)
#Cours des Petites Ecuries - 75010 Paris#
Aku hanya berdiri menatap rumah itu tanpa aku tahu apa yang harus aku lakukan. Aigo, mendadak kakiku gemetar seperti ini, mungkin keram akibat 12jam perjalanan didalam pesawat. Dan hatiku mulai ragu apakah Eunri akan memberiku maaf???. Dengan mengerahkan seluruh keberanian aku menekan bel rumah itu. Tak ada jawaban!!! Sekali lagi ku pencet bel itu, masih tetap sama. Ah mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk berkunjung. Akupun bernia tuntuk  putar balik menuju kembali ke hotelku.
Namun baru saja aku melangkah pergi, sebuah suara pintu dibuka sukses menghentikan langkahku.
 " Oui bon après-midi!! (ya selamat siang!!)" sapa pemilik rumah dari depan pintu rumahnya. Aku terpaku, begitupun dirinya.. Kami hanya bisa saling memandang tanpa kata untuk beberapa saat.
" Eunri-ya,, benar itu kau?? " aku menatapnya dalam, memastikan apakah benar itu gadis yang selalu aku rindukan?? dia nampak sangat kurus dan pucat. Betapa bodohnya aku telah membuatnya menderita karenaku.
" kyuhyun Oppa.." ucapnya pelan dan dapat kulihat ekspresi tidak percaya muncul dari wajahnya. sedetik kemudian ia memalingkan wajahnya.
" Ada apa Oppa menemuiku??" ucapnya pelan.
" Karena aku sangat merindukanmu, eunri-ya.." jawabku tulus. Eunri malah terkekeh.
" Sudahlah Oppa, lebih baik kita melupakan semuanya. Aku sudah bisa menerima kenyataan ini. Dan aku baik-baik saja!!" tegasnya walau aku sangat yakin Eunri sedang berbohong.
" Tapi, Ini semua tak seperti yang kau kira Han eunri!! Aku jauh datang kesini untuk memberitahukanmu sesuatu." Eunri hanya diam, kali ini ia menatapku lekat, seolah menunggu kelanjutan ucapanku.
" Aku men-cin-ta-i-mu Han- Eu-nri!!!" ucapku penuh penekanan. Tapi lagi-lagi Eunri hanya terkekeh.
" Oppa,, sudah cukup. Aku tak mau mendengar bualan seperti itu lagi. Aku tahu Oppa tidak pernah mempunyai perasaan seperti yang kurasakan pada Oppa. Lebih baik Oppa pulang, dan nikmati kehidupan Oppa yang sekarang." aku terdiam, ucapan Eunri teramat membuat batinku tertohok.
" Sekarang kau bisa tenang. Karena aku sudah tak mencintaimu lagi!!" tegasnya lagi ditengah ia berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh.
" Kumohon pulanglah. Kalau benar kau mencintaiku, pulanglah Oppa.." lanjut Eunri. Aku sungguh tak mengerti, mengapa lidahku menjadi kelu seperti ini. Padahal di Seoul, banyak sekali kata-kata yang ingin kuucapkan padanya.
" Tapi, Eunri-ya.." gadis itu menggeleng-gelengkan kepalanya, sepertinya ia sudah mantap tak ingin sedikitpun mendengarkan penjelasan dariku.
" Pulanglah." ucapnya memohon. Dan sedetik kemudian ia menutup pintu rumahnya tanpa memperdulikan aku sama sekali. Aku berusaha mengejar namun terlambat.
" Han Eunri!! Aku mohon. Kali ini aku benar-benar mencintaimu. Aku sadar aku telah sangat mengecewakanmu!! tak berhak kah aku menebus kesalahanku." aku berteriak-teriak didepan rumah itu seraya mengetuk pintunya.
" Kau dengar!! Aku tak akan beranjak dari tempat ini, sampai kau mau menemuiku dan mendengar semua penjelasanku. Han eunri jebal.." aku terus saja mengetuk, nihil!! tak ada jawaban.
*Setelah enam jam Kyuhyun menunggu*
Langit nampak mendung.. aku masih dipelataran rumahnya, berdiri dan menunggu. Berharap gadis itu keluar dan mau mendengarkan sedikit tentang perasaanku. Aku tak perduli kakiku keram, aku tak perduli gerimis sedikit demi sedikit membuat pakaianku basah. Aku akan tetap menunggu..
Sampai...                                                                                                                                                                                                                                          
                   Han Eunri..
                                                        Memaafkan dan menerimaku kembali..
jeomunda (niga tteonan geu nalbuteo nan)
nan jeomunda (nareul beorin geu nalbuteo nan)
niga tteonan geu nalbuteo jogeumssik churakhanda
dasi han beon One more time
ireoke kkeutnandani mideul suga eomneungeollyo
gojak i jeongdoro geu su manhatdeon yaksokdeureun eotteoke eotteoke
(Dark and lightless (since the day you left)
Dark and lightless (since the day you dumped me)
Since the day you left me
I have died a little
Once again, One more time
How can it end like this, I cannot believe
Those countless promises, what to do, what to do)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar